Tema cinta adalah tema yang sangat besar, begitu besarnya sehingga begitu banyak orang yang berusaha mengartikan kata cinta, dengan definisi definisi yang rupa-rupa berbeda.
Penulisan ini dikarenakan saya sangat menyadari kalau cinta adalah kebutuhan mutlak manusia, karena begitu dibutuhkan, iblis tidak segan-segan untuk membuat cinta yang manipulatif, sehingga dengan bertamengkan kata cinta banyak orang merusak kehidupan yang berharga, melakukan kebejatan, rusak moral, begitu nista, dan juga tidak jarang yang rela menyakitkan diri bahkan sampai mati untuk sebuah kata cinta.
Kali ini saya akan sebisa mungkin mensharingkan dengan alkitab sebagai standardnya dan berharap semoga kita semua dapat menyelami arti cinta yang sesungguhnya, yang betul-betul Tuhan ajari yang indah tak terkecewakan.
ket: cinta sejati yang ditulis kali ini dalam konteks pasangan hidup
ket: cinta sejati yang ditulis kali ini dalam konteks pasangan hidup
Mencari dan menemukan cinta sejati
Mengapa perlu dicari dan ditemukan, karena cinta sejati adalah sosok yang ada dalam pribadi tertentu artinya sosok cinta sejati itu tidak ada dalam semua orang, sekalipun ada seorang yang membuat kita saling suka, sreg dengan hati kita. Nah mengapa cinta sejati ini bukan adalah setiap orang yang sekalipun saling suka dan sreg dengan hati kita, maka kita akan melihat perkataan Tuhan “kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”. Mengasihi sesama dan mengasihi diri sendiri adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan, ketika seorang tidak mampu mengemban tugas ini yaitu “mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri”, maka kasih/cinta yang akan diberikannya itu adalah typical yang mengorbankan korban, maksudnya mustahil jika seorang bisa mencintai cintaannya tanpa dia terlebih dahulu mengasihi dirinya sendiri, karena kalau dia memberi cinta namun tidak mencintai dirinya dahulu, maka akan ada korban dalam hubungan cinta tersebut. Nah sekarang saya akan mencoba memberikan suatu ilustrasi.
suatu kali ketika sang cowo yang kehidupannya pas-pasan sedang ingin memberikan cinta pada gadis cintaannya, si gadis sangat menginginkan sebuah jam tangan berlian, nah karena si cowo tau bahwa gadisnya itu ingin sebuah jam tangan berlian, maka mulailah dia mati-matian mengumpulkan uang yang kemudian akan dibelikan jam tangan berlian untuk gadisnya, ketika dia berhasil membelikannya, si gadis lompat kegirangan dan merasa bahwa si cowo ini sangat cinta padanya hingga dia rela berkorban untuknya, hati si cowopun sangat gembira karena si gadis sangat senang atas pemberiannya sambil berharap kalau si gadisnya akan semakin cinta padanya, namun sungguh diluar dugaan, suatu hari sigadis cintaannya ini telah berpintah hati ke cowo lain… gadisnya berkata “maaf aku sudah tidak mencintaimu lagi, karena aku telah mencintai orang yang telah aku idam-idamkan selama ini”, nah bayangkan perasaan si cowo, si cowo akan berpikir “wahhh aku pernah mati-matian mengumpulkan uang hanya demi membelikan jam tangan berlian kesukaanmu, sekarang kamu tega berlaku begini terhadapku?” terus… dan terus… dia berpikir “selama ini, selama ini, selama ini hanya untuk kamu…”Nah melihat kisah si cowo, maka saya mengajak kita semua untuk coba berpikir, bayangkan si cowo sangat sedih sampai menjadi korban, itu karena dia sampai mati-matian dilakukan untuk gadisnya, coba bayangkan kalau si cowo tidak mati-matian dalam arti jika si cowo membelikan jam tangan berlian, itu diibaratkan sudah hanya membeli permen saja baginya, tentu tidak akan terlalu menyedihkan bukan… Jadi… sosok cinta sejati adalah sosok yang telah mampu mencintai diri, dan mampu mengasihi, karena kalau dia tidak bisa mengasihi diri sendiri, mustahilll mampu mengasihi sesamanya, “kasihilah sesamamu seperti mengasihi diri sendiri” ini amanat dari Tuhan yang tidak bisa dipisahkan. Penekanannya lagi, seorang ingin memberi cinta, namun apa yang bisa ia beri kalau dia sendiri tidak punya cinta…
Mengapa perlu dicari dan ditemukan, karena cinta sejati adalah sosok yang ada dalam pribadi tertentu artinya sosok cinta sejati itu tidak ada dalam semua orang, sekalipun ada seorang yang membuat kita saling suka, sreg dengan hati kita. Nah mengapa cinta sejati ini bukan adalah setiap orang yang sekalipun saling suka dan sreg dengan hati kita, maka kita akan melihat perkataan Tuhan “kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”. Mengasihi sesama dan mengasihi diri sendiri adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan, ketika seorang tidak mampu mengemban tugas ini yaitu “mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri”, maka kasih/cinta yang akan diberikannya itu adalah typical yang mengorbankan korban, maksudnya mustahil jika seorang bisa mencintai cintaannya tanpa dia terlebih dahulu mengasihi dirinya sendiri, karena kalau dia memberi cinta namun tidak mencintai dirinya dahulu, maka akan ada korban dalam hubungan cinta tersebut. Nah sekarang saya akan mencoba memberikan suatu ilustrasi.
suatu kali ketika sang cowo yang kehidupannya pas-pasan sedang ingin memberikan cinta pada gadis cintaannya, si gadis sangat menginginkan sebuah jam tangan berlian, nah karena si cowo tau bahwa gadisnya itu ingin sebuah jam tangan berlian, maka mulailah dia mati-matian mengumpulkan uang yang kemudian akan dibelikan jam tangan berlian untuk gadisnya, ketika dia berhasil membelikannya, si gadis lompat kegirangan dan merasa bahwa si cowo ini sangat cinta padanya hingga dia rela berkorban untuknya, hati si cowopun sangat gembira karena si gadis sangat senang atas pemberiannya sambil berharap kalau si gadisnya akan semakin cinta padanya, namun sungguh diluar dugaan, suatu hari sigadis cintaannya ini telah berpintah hati ke cowo lain… gadisnya berkata “maaf aku sudah tidak mencintaimu lagi, karena aku telah mencintai orang yang telah aku idam-idamkan selama ini”, nah bayangkan perasaan si cowo, si cowo akan berpikir “wahhh aku pernah mati-matian mengumpulkan uang hanya demi membelikan jam tangan berlian kesukaanmu, sekarang kamu tega berlaku begini terhadapku?” terus… dan terus… dia berpikir “selama ini, selama ini, selama ini hanya untuk kamu…”Nah melihat kisah si cowo, maka saya mengajak kita semua untuk coba berpikir, bayangkan si cowo sangat sedih sampai menjadi korban, itu karena dia sampai mati-matian dilakukan untuk gadisnya, coba bayangkan kalau si cowo tidak mati-matian dalam arti jika si cowo membelikan jam tangan berlian, itu diibaratkan sudah hanya membeli permen saja baginya, tentu tidak akan terlalu menyedihkan bukan… Jadi… sosok cinta sejati adalah sosok yang telah mampu mencintai diri, dan mampu mengasihi, karena kalau dia tidak bisa mengasihi diri sendiri, mustahilll mampu mengasihi sesamanya, “kasihilah sesamamu seperti mengasihi diri sendiri” ini amanat dari Tuhan yang tidak bisa dipisahkan. Penekanannya lagi, seorang ingin memberi cinta, namun apa yang bisa ia beri kalau dia sendiri tidak punya cinta…
Utamakanlah Tuhan dalam hidup anda, seorang cinta sejati adalah orang yang telah mencintai Tuhan terlebih dahulu. Orang yang telah mencintai Tuhan telah menerima cinta dari Tuhan sehingga dia bisa mencintai Tuhan, Tuhan menginginkan segala kebaikan untuk anak-anakNya, segala kebaikan yang diinginkan Tuhan terhadap anak-anakNya akan menjadi dasar pijak yang kuat untuk seorang cinta sejati
“janganlah kamu menjadi pasangan yang tidak seimbang”, itu sebabnya sekalipun kita sreg dengan seseorang, maka belum tentu orang itu adalah sosok cinta sejatinya kita.. Banyak anak-anak Tuhan yang terjebak dalam situasi ini, banyak yang terjebak dengan perasaan yang mendalam, banyak yang saling mencintai meskipun pacarnya bukan orang percaya, bahkan lebih parah lagi banyak yang saling mencintai meskipun hubungan pacarannya sangat nista, dan amoral, sebenarnya ini adalah bentuk cinta yang bukan diajarkan Tuhan, cinta Tuhan begitu berbeda dengan cintanya menurut dunia ini, cinta Tuhan selalu membawa kebaikan, sedangkan cinta dunia membawa kerusakan, kerusakan tersebut mencakup kerusakan hubungan kita dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dengan lingkungan, dan cepat atau lambat juga akan merusakan diri sendiri.
Untuk mendapatkan cinta sejati, maka kita perlu menjadi cinta sejati juga, maka point berikut ini adalah mencoba mengenali diri sendiri, renungkanlah baik-baik apakah anda adalah orang yang layak dicintai, saya ulangi kalimat ini “seorang ingin memberi cinta, namun apa yang bisa ia beri kalau dia sendiri tidak punya cinta…” dalam hal ini saya bukan sedang membicarakan hal yang bersifat materi, namun saya ingin supaya kita bersama-sama sebelum merenungkan cintaan kita, terlebih dahulu kita merenungkan tentang diri kita, tanyakanlah pada diri kita sendiri “apakah aku sudah bahagia?” pertanyaan ini akan menjadi point penting yang menentukan apakah anda akan menjadi sosok cinta sejati atau bukan. Mengapa begitu penting? Karena kalau anda tidak mampu bahagia dengan diri anda sendiri, maka sebenarnya anda adalah orang yang tidak layak dicintai. Ketika anda mendapatkan pasangan, anda bukan memintanya untuk membahagiakan anda, namun anda harus membagi kebahagiaan anda kepadanya seiring bergantian hingga saling melengkapi, inilah yang namanya saling menutupi kekurangan dan memberikan kelebihan.
“Berubahlah, jangan menjadi sama seperti dunia” ketika Tuhan mencintai orang-orang pilihanNya, Dia menginginkan orang-orang pilihanNya itu untuk berubah, agar diserupakan dengan Kristus, dan memang manusia Kristen yang sejati akan senang karena perubahan, karena itu adalah tujuan hidup manusia Kristen. Adalah hal yang baik kalau orang yang telah menerima cinta menginginkan perubahan pada dirinya untuk kebaikannya sendiri dan untuk keinginan Sang pemberi cinta. Dengan demikian kita telah mendapat satu prinsip Tidak menerima prinsip cinta dan dicintai apa adanya. Dunia ini seringkali terlalu berlebihan, seringkali ketika seorang mencintai seorang yang tidak pernah ada keinginan untuk berubah meski sikapnya selalu tidak terpuji, maka muncul-lah kata-kata “aku mencintai dia apa adanya, tak peduli bagaimanapun dia aku sangat mencintainya.” Hmmmm,, sebenarnya cinta apa adanya ini prinsip yang salah lohhhh, ada benarnya kalau kita memang harus menjadi diri sendiri yang akan berubah karena memang itu adalah untuk suatu kebaikan. Sisi lainnya manusia tidak akan bisa mencintai apa adanya, saya coba berikan suatu contoh cerita yang seringkali terjadi hingga terucap begini “aku mencintai dia apa adanya, buktinya dia cuman naik motor, miskin lagi, tapi aku tetap cinta sama dia” perhatikan baik-baik, dia bisa bicara seperti itu karena dia sedang membicarakan kekurangannya, coba perhatikanlah orang yang bicara seperti itu, tanyakan mengapa dia bisa cinta sama cintaannya, maka jawabannya baru dehhh dia mulai kasih contoh-contoh kelebihannya. Pernah dan sering saya melihat ada cewe tulis di wall facebooknya katanya begini: Tuhan, berikanlah aku seorang yang bisa mencintaiku apa adanya nah kemudian ada satu cowo reply, katanya aku mencintaimu apa adanya, tapi akhirnya si cewe tidak membalasnya, saya bertanya dalam hati: kalau dia mau mendapatkan seorang yang cinta dia apa adanya, mengapa dia tidak mau mencintai cowo apa adanya juga? Mungkin karena dia belum mengenal betul si cowo itu, dan mungkin dia juga melihat suatu hal yang nothing special baginya. Nah ini berarti cinta apa adanya adalah prinsip yang sudah salah yang tidak bisa diterima secara logis maupun alkitabiah, kita memang perlu mencari yang terbaik kalau itu untuk pasangan hidup, tidak boleh asal-asalan berarti ini adalah pemikiran yang sehat. Manusia tidak akan bisa mencintai orang (untuk pasangan hidup) dengan cinta apa adanya, hanya Tuhan saja yang bisa mencintai manusia berdosa tanpa pandang bulu.
Nah, setelah anda sudah siap pada posisi sebagai sosok cinta sejati, sekarang adalah tahap tips untuk menjadi dan melihat sosok lain sebagai cinta sejati!
Selalu terbuka terhadap setiap kejadian yang anda alami dengan orang yang menjadi target incaran atau sudah menjadi kekasih anda… orang kalau sudah jatuh cinta sering kali matanya sudah buta, hidungnya dan alat inderanya sudah tak beres, namun jangan sampai anda tidak peka terhadap setiap kejadian yang membuat hubungan anda tidak damai, anda perlu menyadari sesadar-sadarnya bahwa diri anda dan cintaan anda adalah bukan orang yang luar biasa, karena orang yang luar biasa itu tidak akan pernah ada, karena kalau ada orang yang luar biasa berarti orang itu telah mencoba membedakan derajat dan martabat, namun sebagai orang percaya kita harus slalu tau bahwa derajat dan martabat kita semua sama dimata Tuhan, tidak ada yang tinggi dan rendah, luar biasa dan biasa, maka belajarlah untuk rendah hati. Terbuka bahwa ketika hubungan anda dan cintaan anda ada suatu hal yang membuat anda berdua sebenarnya tidak cocok, cobalah untuk rela meng-akhiri hubungan tersebut dengan catatan “DENGAN HORMAT” hingga sebisa mungkin jangan saling menyakiti! Karena anda dan dia adalah orang yang sama-sama punya hak untuk bahagia, ketika anda tidak cocok, mungkin itu dengan anda…. namun belum tentu dengan yang lain, Tuhan menciptakan begitu banyak manusia, tak semuanya cocok dengan anda, begitu juga dengan dia. Pemikiran ini memang gampang dikatakan namun sulit dilakukan, saya memahaminya… banyak orang yang karena kata “setia”, karena faktor umur dan tuntutan lain sebagainya, tak jarang yang mempertahankan hubungan meski hubungan mereka sudah bagaikan medan perang.. saya harap tidak untuk kita yang percaya bahwa Tuhan selalu punya yang lebih baik.
Bersukacitalah selalu meski anda sebagai lajang, karena anda memiliki Tuhan… maksudnya supaya kita tidak boleh takut akan kenyataan bahwa kita akan menjadi single seumur hidup, biasanya (tidak semua orang) kekuatiran ini ada pada wanita yang usianya sudah beranjak umur 26keatas, kekuatiran akan menjadi single dalam jangka waktu yang lama ini sangat tidak baik, karena ketika anda berada dalam suatu hubungan, namun memiliki rasa kekuatiran seperti ini, maka sadar atau tak sadar sebenarnya anda sudah akan menjadi gila, anda akan lebih sering kompromi akan suatu hal yang sebenarnya tidak anda suka darinya, ini sangat berbahaya karena nanti anda akan tinggal dengan kekasih anda itu seumur hidup, jadi yang lebih baik adalah kalau anda memikirkannya sematang-matangnya mungkin tentang kecocokan dalam hubungan anda tanpa kompromi, jangan sampai kekuatiran untuk kembali lagi sebagai lajang akan membuat anda tidak bahagia, dan tidak bisa membuat anda untuk mengambil keputusan yang tepat! Sebenarnya masa lajang adalah masa yang indah, tak kalah indah dari masa-masa pacaran, terkadang lebih indah kalau kita menggunakan waktu ini untuk Tuhan I Korintus 7:32a&35a “Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran, orang yang tidak beristri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan” … ”dan melayani Tuhan tanpa gangguan.” Lihat… suatu pujian dari Tuhan jika kita bersuka cita pada masa ini datang bukan…?
Jangan biarkan ketidakbenaran terjadi dalam hidup, kita harus menjauhkan diri dari sikap yang tidak berkenaan dengan hatiNya, dan kalau kita sedang dalam pergumulan pasangan hidup, maka kita juga harus menjauhkan diri dari orang-orang yang tingkahnya tidak berkenaan denganNya, maksud saya bukan ingin supaya kita memusuhi mereka, kita boleh berteman dengan mereka dan bahkan mengasihi mereka karena ini adalah tanda bahwa kita memiliki cinta (lagipula, kelak setiap orang pasti bisa berubah), namun tetap menjaga hati supaya jangan sampai jatuh hati sama orang yang demikian, mengapa? Jawabannya, jika anda tidak bisa berkomitmen untuk menjalani prinsip yang sudah Tuhan ajarkan, pasti akan ada kemungkinan sangat besar untuk anda akan tidak mampunya berkomitmen dalam suatu hubungan dan begitu juga pasangan atau si calon pasangan. Walaupun setiap orang bisa berubah, tapi tetap jangan pernah menaruh harapan anda padanya, dengan berpikiran bahwa anda ingin dia berubah supaya anda bisa bersama dengannya kelak, ini namanya egois… Dalam hal, bolehkah menaruh harapan emosional pada orang yang salah, maka saya mengutip kalimat dari pakar cinta 'Melody Green' yang pernah menulis, inti dari katanya begini: Meluangkan waktu dengan orang yang salah berarti membuka diri untuk terlibat secara emosional menuju suatu titik dimana sulit untuk mundur maupun maju. Sekali saja Anda memberikan hati dan perasaan Anda pada seseorang, Anda akan terkejut bila menyadari betapa sulit untuk melepaskannya - meskipun Anda tahu harus melepaskannya.
Selalu terbuka terhadap masukan masukan dari luar, sering dibilang cinta itu buta, karena biasanya orang yang sedang jatuh cinta keburukan-keburukan pasangan akan tidak terlihat, karena biasanya dianggap sebagai yang biasa saja, minimal gak buruk-buruk amat koq… (baginya) nah maka dari itu, disaat-saat seperti inilah seorang teman yang banyak, konselor yang memiliki reputasi bagus, sangat dibutuhkan untuk membantu mencelikan mata tiap orang yang sedang dalam kasmaran jatuh cinta, supaya nantinya teman-teman sekeliling anda-lah yang dapat membantu memberitau anda tentang baik atau buruknya, jika saat ini tiba maka cobalah untuk belajar rendah hati dan mau peka terhadap masukan dari mereka sekalipun itu buruk ditelinga anda.
Setelah beberapa prinsip prinsip diatas telah dipelajari dan dilakukan, berikutnya saya ingin menuliskan beberapa perihal kesalahan yang sedang dalam suatu hubungan pacaran.
Hubungan pacaran yang bertengkar baikan lagi, bertengkar baikan lagi, yahhh atau sering juga putus nyambung gitu deh… nah maka kali ini anda dan saya sebenarnya akan setuju kalau pernyataan bercerai, nikah lagi, bercerai nikah lagi adalah hal yang salah besar bukan…? Mungkin banyak orang akan menjawab saya, yah beda donkkk kalau pacaran kan putus bisa sambung lagi, kalau nikah gak cerai lah paling berantem aja, sebenarnya dalam suatu hubungan pacaran yang bertengkar dan baikan lagi, bertengkar baikan lagi itu bukanlah tanda bahwa sedang dalam kondisi yang sehat, yakinlah kalau pertengkaran itu akan terus berlanjut sampai hubungan pernikahan, pertengkaran dalam sebuah hubungan pacaran seringkali tidak fair, lebih sering ada salah satu yang mengalah ketimbang bersama-sama mencari jalan keluarnya, saya sering mendengar teman saya menasehati saya seperti ini “supaya pacarannya awet, kalau pacar kamu marah kamu mengalah saja, tak mau ngalahnya dikit-dikit aja, demikian kamu akan tarik ulur dia, nanti dia makin cinta karena makin dibuat penasaran olehmu!” menanggapi pernyataan teman saya, saya sampai tertawa hahahahahahah dan menjawab demikian, kalau ngalah berarti masalahnya belum selesai donkkk, kalau memang gak suka kenapa saya harus mengalah terus, nanti kalau sudah nikah masakah saya akan terus mengalah, lama-lama pasti akan muak, walaupun banyak yang bilang saya ini baik dan sabar heheh, tapi saya bukanlah manusia sempurna, ditambah lagi saya juga gak mungkin kalau marah hanya sekedar untuk membuat pasangan penasaran, karena cepat atau lambat semua akan terbongkar habis apalagi kalau itu sudah sampai pada tahap pernikahan, bukankah kita harus saling terbuka? Ingatlah satu hal ini, semua yang Tuhan rancangkan itu adalah untuk kebaikan anak-anakNya, Tuhan sama sekali tidak pernah merancangkan pernikahan untuk sebuah medan pertempuran.
Tidak adanya saling keterbukaan, selain baikan bertengkar lagi, baikan bertengkar lagi, kesalahan lain yang juga sering dijalani pada sebuah hubungan adalah karena tidak adanya keterbukaan satu sama lain, kita tau bahwa kepercayaan adalah satu hal yang membuat hubungan tetap bertahan, namun ironisnya biasanya (tak semuanya) yang dipercayai itu bukan kejujuran tapi kebohongan. Ini akibat tidak adanya keterbukaan mereka satu sama lain, anda bisa menjalani hubungan pacaran sampai bertahun-tahun tanpa mengalami masalah, karena anda tidak pernah membicarakan kebutuhan anda yang meliputi, tanggung jawab, finansial, sifat, prinsip hidup, dan lain sebagainya. Pacaran ini lebih sering Tidak FAIR, hubungan yang berkompromi akan kebutuhannya satu sama lain tidak pernah dibicarakan karena takut hubungan mereka retak, padahal ini akan menjadi masalah besar ketika tahap pernikahan nanti. Ingatlah, masalah bukan dihindari tapi diselesaikan…
Tujuan berpacaran yang salah, apa yang menjadi tujuan anda pacaran? Saya menuliskan judulnya adalah mencari cinta sejati (pasangan hidup), tujuan pacaran yang benar adalah mencari pasangan hidup, mengenalinya lebih dalam apakah dia akan cocok atau tidak cocok dengan kita kelak. Tapi yang saya kuatirkan adalah karena banyaknya pasangan yang masa pacaran adalah sebagai titik akhir (bukan karena ketidak cocokan). Mengapa? Umumnya dikarenakan rendahnya kesadaran untuk komitmen, dan yang mengerikannya karena pacaran sudah sampai seperti tahap orang menikah, sering kali dalam tahap pacaran sudah melakukan hubungan seks, tinggal serumah, dan hal yang tidak baik lainnya yang seharusnya dilakukan oleh orang yang sudah menikah. Orang demikian telah mencuri hak-hak suci dari Tuhan yang diperuntukan untuk pernikahan yang suci, demikian ketika orang yang mencuri tersebut melakukannya, maka pernikahan dan pacaran menjadi bagian yang sama, pernikahan sudah tak berarti lagi, karena toh batas batasannya sudah tidak ada perbedaan lagi baginya.
Sekarang saya akan coba sebisa saya membuka pernyataan umum yang menarik, yang biasanya gereja-gereja serta banyak orang juga sering membicarakannya.
Umumnya gereja melarang hubungan pacaran yang bersentuhan fisik, pegang-pegangan tangan, pegang pinggang, bahu, belai rambut, berciuman (kalau seks tentu sudah nyata tidak baik) katanya adalah bukan pacaran yang sehat. Namun kenyataannya juga hanya sedikit gereja dan artikel yang berani mengungkapkan dengan jelas tentang maksud dibalik semua larangan-larangan tersebut (mungkin karena dianggap tabu dan berbau pornografi), oleh karena itu dalam tulisan ini saya ingin memberitaukan pada pembaca yang belum tau tentang maksud dibalik larangan-larangan tersebut. Beginilah bunyinya: ketika si cowo mulai berpegangan tangan, merangkul, memeluk, dan menciumnya hingga berciuman padanya, maka pernyataan dari si cewe sendiri adalah menyatakan bahwa dia semakin cinta sama cowo cintaannya, si cowo juga bilang hal yang sama, dia bilang kalau dia semakin cinta sama cewenya, nah padahal sebenarnya lumayan sederhana, hal itu semua dimulai dari coba-coba dari yang paling kecil, mulai dari berpegangan tangan, kemudian merangkul, kemudian memeluk sampaiiii mencium hingga berciuman, nah makanya lambat laun munculah pikiran “seandainya seandainya seandainya nikah terus seks.” Masudnya api yang kecil jika membakar sesuatu maka akan menjadi semakin besar, bermula dari pegangan tangan lambat laun akan muncul pikiran untuk mencoba yang lebih dan lebih. Itu sebabnya kalau ketika hubungan pacaran kalian sudah sampai pada tahap keintiman yang jauh (bukan seks), dan anda (cewe) memintanya untuk menikahinya, kemudian si cowo dengan bergegas untuk menikahi anda (cewe), maka jangan kaget kalau ternyata cowo idaman anda(cewe) sedang ingin memuaskan hasrat orgasme-nya, umumnya cewe yang meminta cowo untuk menikahinya, kalau cewe tidak memintanya, maka si cowo biasanya akan santai saja sambil menikmati intimnya hubungan mesrah yang intim tersebut, itu sebabnya kalau cewe meminta kekasihnya (cowo) untuk segera menikahinya maka dia tidak akan menolak, tapi malah semakin bersemangat untuk menikahi cewenya, jika hal ini terjadi maka WAHAI kaum cewe, janganlah terkejut kalau anda menemukan kenyataan bahwa ternyata cowo tercinta anda saat itu mau menikahi anda bukan karena cintanya pada anda, melainkan karena untuk memenuhi orgasme!
Pernyataan diatas belum sampai tahap yang lebih intim (misalnya seks), nah pertanyaannya lalu apa bedanya jikalau sudah sampai tahap yang lebih intim apakah si cowo juga masih akan berpikir demikian ketika si cewe “….. ngajak nikah”, maka jawabannya YA dan TIDAK, YA kalau si cowo masih ada rasa tanggung jawab karena sudah mencampakan anda (cewe), atau karena masih penasaran dengan tubuh anda (cewe), dan TIDAK jika dia sudah mendapatkan yang lebih di idam-idamkannya daripada anda, dan dia tidak peduli akan namanya tanggung jawab, ini yang menyebabkan (kebanyakan) “pacaran akan menjadi tujuan akhir.” Itu sebabnya mama mama atau papa papa yang punya anak cewe, kalau dulu saya suka mendengar mereka suka menasehati anak cewenya begini “jangan mau yah kalau ditidurin sama pacarmu, karena nanti dia tidak lagi mau menikahimu, dan kamu bisa jadi gila memikirkannya.” Semoga bermanfaat
Pernyataan diatas belum sampai tahap yang lebih intim (misalnya seks), nah pertanyaannya lalu apa bedanya jikalau sudah sampai tahap yang lebih intim apakah si cowo juga masih akan berpikir demikian ketika si cewe “….. ngajak nikah”, maka jawabannya YA dan TIDAK, YA kalau si cowo masih ada rasa tanggung jawab karena sudah mencampakan anda (cewe), atau karena masih penasaran dengan tubuh anda (cewe), dan TIDAK jika dia sudah mendapatkan yang lebih di idam-idamkannya daripada anda, dan dia tidak peduli akan namanya tanggung jawab, ini yang menyebabkan (kebanyakan) “pacaran akan menjadi tujuan akhir.” Itu sebabnya mama mama atau papa papa yang punya anak cewe, kalau dulu saya suka mendengar mereka suka menasehati anak cewenya begini “jangan mau yah kalau ditidurin sama pacarmu, karena nanti dia tidak lagi mau menikahimu, dan kamu bisa jadi gila memikirkannya.” Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar